A.
Tujuan
1.
Menguji
adanya
gas dengan sensor AF 63 / AF 30.
2.
Mengukur tegangan keluaran dari sensor
yang mendeteksi adanya gas.
3.
Menganalisis karakteristik sensor gas.
B.
Dasar Teori
1. AF
63 dan AF 30
Sensor gas
secara umum mendeteksi perubahan kimiawi yang terjadi dalam ruangan sensor
tersebut, sehingga biasanya sensor seperti ini ditempatkan pada ruangan
tertutup.
Sensor gas
adalah sensor yang befungsi untuk mengukur senyawa gas polutan yang ada di
udara,seperti karbonmonoksida, hidrokarbon, nitrooksida, dan lain-lain.
Sudah semakin banyak dipasaran telah beredar pengindra gas semikonduktor.
Tentunya dibedakan oleh sensitivitas sensor tersebut, semakin mahal maka
sensitivitas semakin bagus. Pengindra gas tersebut bekerja dengan semakin
tinggi konsentrasi gas maka resistansinya semakin rendah. Banyak sekali
type sensor gas yang digunakan dan tersedia dipasaran, seperti sensor gas untuk
mendeteksi gas LPG yaitu type TGS 2610 dan sensor gas untuk mendeteksi asap
rokok yaitu type AF 30. Pada pembahsan ini yang di bahas adalah Sensor Gas Type
AF 30.
Sensor AF 30
adalah sensor yang dapat mendeteksi asap rokok. Jenis sensor asap secara umum
dibagi menjadi 3 macam yaitu ionization smoke detector, photoelectric smoke
detector, dan air-sampling smoke detector. Perbedaan dariketiga jenis smoke
detector tersebut hanyalah pada metode deteksinya.
Prinsip Kerja
Pada dasarnya prinsip kerja dari sensor tersebut
adalah mendeteksi keberadaan gas-gas yang dianggap mewakili asap rokok, yaitu
gas Hydrogen dan Ethanol. Sensor AF-30 mempunyai tingkat sensitifitas yang
tinggi terhadap dua jenis gas tersebut. Jika sensor tersebut mendeteksi
keberadaan gas-gas tersebut diudara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka
sensor akan menganggap terdapat asap rokok di udara. Ketika sensor mendeteksi
keberadaan gas-gas tersebut maka resistansi elektrik sensor akan turun. Dengan
memanfaatkan prinsip kerja dsri sensor AF 30 ini, maka dapat mendeteksi adanya
asap di suatu ruangan. Sensor ini dapat mendeteksi secara akurat gas dengan
merasakan unsure yang terkena untuk satu sisi suatu keramik substrate.
Didalamnya mempunyai sejumlah suatu penyerap keramik untuk perlindungan melawan
terhadap debu atau gas yang tidak diketahui.
Dengan mengukur perbandingan antara
resistansi sensor pada saat terdapat gas dan resistansi sensor pada udara
bersih atau tidak mengandung gas tersebut (Rgas/Rair), dapat diketahui kadar
gas tersebut. Sebagai contoh jika resistansi sensor (RS) pada saat terdapat gas
Hydrogen adalah 1KW maka resistansi sensor (RS) pada saat udara bersih
adalah 10KW.
Rgas/Rair=1000ohm/10000ohm=0,1
Prinsip kerja sensor gas secara umum :
Didalam sensor arus elektrik
mengalir melewati daerah smbungan (grain boundary) dari krista SnO2. Pada
daerah sambungan penyerapan oksigen mencegah muatan untuk bergerak bebas. Jika
konsentrasi gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, rapat permukaan dari
muatan negatif oksigen akan berkurang, dan mengakibatkan menurunnya ketinggian
penghalang dari daerah sambungan, misal erdapat adanya gas CO yang terdeteksi maka persamaan kimianya
seperti pada persamaan berikut :
CO + Oad(SnO2X)→CO2+ (SnO2X)*…………………(2). Dengan menurunnya penghalang
maka resistansi sensor juga akan ikut menurun.
Aplikasi
Sensor gas untuk mendeteksi asap rokok yaitu type AF
30.
Sensor AF 30 adalah sensor yang dapat mendeteksi asap rokok. Jenis sensor
asap secara umum dibagi menjadi 3 macam yaitu ionization smoke detector,
photoelectric smoke detector, dan air-sampling smoke detector. Perbedaan dari
ketiga jenis smoke detector tersebut hanyalah pada metode deteksinya.
Sensor
gas untuk mendeteksi adanya kebocoran tabung gas menggunakan sensor gas TGS
2610.
A.
Alat dan Bahan
1. Sensor Gas AF 30 / AF63 1 buah
2. Resistor 10 k ohm 1
buah
3. Potensio 50 k ohm 1
buah
4. Multimeter 1
buah
5. Power supply 1
buah
6. Kabel jumper secukupnya
7. Rokok 1
batang
8. Spirtus secukupnya
B.
Langkah Praktikum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Memastikan
tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan.
2. Memeriksa komponen sebelum
digunakan.
3.
Sebelum catu daya
dihidupkan menghubungi pendamping
untuk mengecek kebenaran rangkaian.
4.
Mengkalibrasi alat
ukur yang akan digunakan.
5. Menggunakan alat ukur dengan baik mulai dari batas ukur
paling besar apabia perlu, diturunkan.
6. Hati-hati
dalam penggunaan peralatan praktikum !
Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
praktikum
2. Membuat rangkain seperti yang telah ditentukan
3. Mengkonsultasikan rangkaian kepada pendamping unuk
mengecek kebenarannya
4. Melakukan pengukuran tegangan pada saat udara bersih
5. Melakukan pengukuran tegangan pada asap rokok
6. Melakukan pengukuran tegangan pada spiritus
7. Mencatat hasil percobaan
8. Melakukan analisa pada hasil percobaan
9. Memberikan kesimpulan pada hasil percobaan
A.
Hasil Percobaan
Tabel hasil percobaan
Gas
|
V out
Dengan potensio 2,5 V
|
V out
Dengan potensio 5 V
|
Udara Bersih
|
2,8 V
|
2,8 V
|
Rokok
|
3,6 V
|
2, 98 V
|
Spirtus
|
3,7 V
|
3, 08 V
|
B.
Analisa Data
Pada percobaan saat menggunakan tegangan potensio 5 V dan 2,5 V secara
garis besar sama, yaitu saat udara bersih diperoleh data yang sama yaitu 2,8 V.
Karena AF 30 / AF 63 merupakan sensor yang yang digunakan untuk mendeteksi gas.
Pada dasarnya prinsip kerja dari sensor ini adalah mendeteksi keberadaan
gas-gas, yaitu gas hydrogen dan etahonol yang terdapat pada asap rokok maupun
spiritus. Ketika sensor mendeteksi keberadaan gas-gas pada rokok maupun
spiritus maka resistansi elektrik sensor akan turun.
Pada percobaan dilakukan pengukuran Vout sehingga dapat diketahui
perbandingan resistansi antara resistansi sensor pada saat udara bersih dan
pada saat terdapat asap rokok maupun spiritus
dapat dihitung dengan rumus ;
Rs = vc – v out : vout x RL
Pada percobaan, Vout pada saat
udara bersih adalah 2,8V dan RL yang digunakan adalah 10KW maka dengan rumus (Rs = vc – v out : vout x RL) diperoleh
RS saat udara bersih (Rair) adalah 7857 W . Dengan Vout saat udara bersih =
2,8V, maka nilai Vout untuk tiap-tiap nilai perbandingan Rgas/Rair dapat
diketahui sehingga tingkat konsentrasi dari gas tersebut juga diketahui pula.
Misalnya untuk gas Hydrogen dengan tingkat konsentrasi 10ppm, Rgas/Rair = 0,29
maka Rgas/Rair = 0,29 Rair = 7857 W ohm Rgas = Rair x (Rgas/Rair) = 7857 x 0,29
= 2279 W. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Rgas pada saat konsentrasi gas
Hydrogen 10ppm. Karena Rgas adalah sama dengan resistansi sensor (RS), maka berdasarkan
nilai Rgas yang diperoleh tersebut, maka dari rumus mencari nilai RS, nilai Vout
pada saat konsentrasi Hydrogen 10ppm dapat diperoleh. Rgas = 2279W
Vc = 5V
RL = 10K
Maka :
2279 = 5 – vout : v out x 100
V out = 4, 072 v
Jadi nilai Vout pada saat sensor mendeteksi nilai konsentrasi Hydrogen
10ppm adalah sebesar 4,072V
Pada praktikum ketika sensor didekatkan (semakin dekat) dengan gas yang
di gunakan untuk percobaan yaitu asap rokok dan spiritus maka V out akan
semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan prinsip kerja dari sensor itu sendiri
ketika gas yang di deteksi oleh sensor semakin banyak smaka resistansi pada
sensor akan turun sehingga Vout yang di hasilkan akan semakin tinggi, hal ini
dikarenakan adanya Heater pada sensor yang berfungsi sebagai pemicu sensor untuk dapat
mendeteksi target gas ang diharapkan setelah di beri tegangan 5V. Sehingga dua
element logam (2 dan 4) akan bekerja. Dan di antara dua element logam tersebut,
terdapat ruang yang jarakya telah ditentukan. Apabila ada sensor mendeteksi
gas, maka kerapatan ruang yang terdapat antara logam 2 dan 4 akan membesar /
mengecil. Saat tahanan semakin kecil, maka arus akan mengalir dari 2 ke 4
sehinga output tegangan sensor akan besar. Pada praktikum ini menggunakan ICLM324 yang difungsikan sebagai penguat
C.
Kesimpulan
1. Sensor gas adalah sensor yang
befungsi untuk mengukur senyawa gas polutan yang ada di udara,seperti
karbonmonoksida, hidrokarbon, nitrooksida, dan lain-lain. Sudah semakin
banyak dipasaran telah beredar pengindra ga semikonduktor
2. Ketika gas yang di deteksi oleh sensor semakin
banyak smaka resistansi pada sensor akan turun sehingga Vout yang di hasilkan
akan semakin tinggi, hal ini dikarenakan adanya Heater pada sensor yang berfungsi sebagai pemicu
sensor untuk dapat mendeteksi target gas ang diharapkan setelah di beri
tegangan 5V.
3. Sensor gas memiliki karakteristik ketika mendeteksi
suatu keberadaan gas maka resistansi akan turun dan tegangan keluaran akan
semakin tinggi.
Daftar
Pustaka
http://www.sharemyeyes.com/2013/05/sensor-gas.html
Haryoko, S. 2010. Karakteristik Sensor Af-30 Pada Rangkaian
Detektor Asap. Pendidikan Teknik Elektro : UNM







0 komentar:
Posting Komentar