A.
Penguat non inverting
dan inverting
I. Topik : Penguat
inverting dan non inverting sebagai pengkondisi sinyal.
II. Tujuan : Setelah
melakukan kegiatan pembelajaran
diharapkan mahasiswa
dapat :
2.1.
Menjelaskan karakteristik op-amp.
2.2. Membuat rangkaian penguat non inverting untuk
pengkondisi sinyal
2.3.
Menghitung gain penguat non
inverting
2.4. Membuat
rangkaian penguat inverting untuk pengkondisi sinyal
2. 6.
Menghitung gain penguat inverting
III. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran untuk
topik penguat inverting dan non inverting sebagai pengkondisi sinyal membahas
tentang: karakteristirk op-amp, rangkaian penguat non inverting untuk
pengkondisi sinyal, menghitung gain penguat non inverting, rangkaian penguat
inverting untuk pengkondisi sinyal, menghitung gain penguat inverting,
IV. Materi
4.1. Karakteristik op-amp
Penguat operasional atau sering disebut op-amp merupakan
komponen elektronika yang berfungsi untuk memperkuat sinyal arus searah (DC)
maupun arus bolak-balik (AC). Penguat operasional terdiri atas transistor,
resistor dan kapasitor yang dirangkai dan dikemas dalam rangkaian
terpadu (intregated circuit).
Dalam sistem instrumentasi Op-amp sering digunakan untuk pembuatan
pengkondisi sinyal. Op-amp dipilih karena:
a. Bentuknya praktis
(kecil), tidak memerlukan ruang yang banyak
b. Kehandalan tinggi
c. Mudah digunakan
d. Mudah diperoleh di
pasaran.
Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram rangkaian Op-amp, gambar 3.2.
simbol dari Op-amp dan gambar 3.3. rangkaian pengganti op-amp ideal.
Gambar 3.1. Blok diagram penguat
operasional (op-amp)
Blok
diagram op-amp terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat
diferensial, tahap penguatan (gain), rangkaian penggeser level (level
shifter) dan penguat akhir yang biasanya dirancang dengan penguat push-pull
kelas B.
Gambar 3.2. simbul rangkaian op-amp.
Penjelasan:
Non inverting input = masukan tak membalik
Inverting input = masukan membalik
+VCC = tegangan
catu positip
-VEE =
tegangan catu negatip
Vout = tegangan keluaran
Gambar 3.3. Rangkaian penganti
op-amp.
Penjelasan:
V1
(+V) = non inverting input ( masukan tak
membalik)
V2
(-V) = inverting input ( masukan membalik)
Rin = (Zin ) impedansi input
Rout =(Zout ) impedansi output
Vout = tegangan keluaran
AVOL = penguatan
loop terbuka.
(1) Karakteristik ideal op-amp dinyatakan
dengan perjanjian sebagai berikut:
a. Penguatan loop terbuka
tak terhingga, sehingga V+ = V−.
b. Impedansi input (Zin ) tak
terhingga, sehingga op-amp tidak menarik arus dari sumber.
c. Impedansi output (Zout )
nol, sehingga tegangan output konstan meskipun beban berubah.
d. Penguatan loop terbuka (A) tak terhingga.
(2) Karakteristik real op-amp adalah sebagai
berikut:
a. Masukan V+ dan V− menghasilkan
keluaran Vo
= A(V+ − V−) dimana penguatan loop terbuka A harganya
terbatas dan berbanding terbalik dengan frekuensi. Harga perkalian A.f berkisar
antara 0,1 s.d 10 MHz
b. Impedansi masukan
terbatas, sekitar 1 MΩ untuk IC bipolar atau 106 MΩ untuk IC-FET
c. Pada saat V+ = V−, tegangan
output tidak sama dengan nol. Tegangan ini dikenal sebagai tegangan offset. Tegangan offset terjadi karena ketidak seimbangan arus dan tegangan di dalam IC.
d. Masukan V+ dan V− tidak
mengambil arus bias yang sama. Hal ini juga menimbulkan tegangan offset.
e. Arus keluaran terbatas,
berkisar antara 10mA pada tegangan Vo = 10 Volt.
Contoh real
parameter op-amp LM 741 ditunjukkan pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Parameter op-amp yang penting
(3) Parameter op-amp
Parameter-parameter yang harus dipertimbangkan dalam pemilhan Op-amp
adalah:
(a) Penguatan open-loop
Op-amp idealnya
memiliki penguatan open-loop (AOL)
yang tak terhingga. Namun pada prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki
penguatan yang terhingga kira-kira 100.000 kali. Sebenarnya dengan penguatan
yang sebesar ini, sistem penguatan op-amp menjadi tidak stabil. Input
diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat outputnya menjadi
saturasi.
(b)
Unity-gain frequency
Op-amp ideal
mestinya bisa bekerja pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal dc sampai
frekuensi giga Herzt. Parameter unity-gain
frequency menjadi penting jika op-amp digunakan untuk aplikasi
dengan frekuensi tertentu. Parameter AOL biasanya adalah penguatan
op-amp pada sinyal DC. Response penguatan op-amp menurun seiring dengan
menaiknya frekuenci sinyal input. Op-amp LM741 misalnya memiliki unity-gain frequency sebesar 1
MHz. Ini berarti penguatan op-amp akan menjadi 1 kali pada frekuensi 1 MHz. Jika
perlu merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-amp yang
memiliki unity-gain frequency lebih
tinggi.
(c)
Slew rate
Slew Rate yaitu penormalan batas lebar bandwidth limitations yang biasa disebut
dengan "slew rate limiting" yaitu suatu efek untuk
membatasi rate maksimum dari perubahan tegangan
output piranti Op-amp. Normalnya slew rate volt per mikro detik dan range-nya
sebesar 1 volt per mikro detik sampai 10 volt per mikro detik. Efek lain dari
slew rate adalah membuat bandwidth lebih besar untuk sinyal output yang rendah dari pada
sinyal output yang besar.
Di
dalam op-amp biasanya ditambahkan beberapa kapasitor untuk
kompensasi dan mereduksi noise. Namun
kapasitor ini menimbulkan kerugian yang menyebabkan response op-amp terhadap
sinyal input menjadi lambat. Op-amp ideal memiliki parameter slew-rate yang tak terhingga. Sehingga
jika input berupa sinyal kotak, maka outputnya juga kotak. Tetapi karena
ketidak idealan op-amp, maka sinyal output dapat berbentuk ekponensial. Sebagai
contoh praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate
sebesar 0.5V/us. Ini menujukkan perubahan output op-amp LM741 tidak bisa lebih
cepat dari 0.5 volt dalam waktu 1 us.
(d) Parameter CMRR
CMRR (Commom Mode Rejection Ratio) adalah suatu sifat yang bertalian
dengan penguat diferensial. Bila tegangan-tegangan yang sama fasanya diumpankan
ke dalam masukan-masukan penguat, keluaran
akan nol. Parameter ini cukup
penting untuk menunjukkan kinerja op-amp tersebut. Op-amp dasarnya adalah
penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih
tegangan antara input V1 (non-inverting) dengan input V2 (inverting). Karena ketidak-idealan
op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini ikut juga dikuatkan.
Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk menekan penguatan
tegangan ini (common mode)
sekecil-kecilnya. CMRR didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang
dinyatakan dengan satuan dB. Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 dB, ini artinya
penguatan ADM (differential
mode) adalah kira-kira 30.000 kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau CMRR-nya 30
dB, maka artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau diaplikasikan
secara real, misalkan tegangan input V1 = 5.05 volt dan
tegangan V2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan
diferensialnya (differential mode)
= 0.05 volt dan tegangan persamaan-nya (common mode) adalah 5 volt. Dengan CMRR yang makin besar
diharapkan akan dapat menekan penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya.
Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp seharusnya
nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin besar akan semakin baik.
(e) Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah
sebuah differential amplifier
(penguat diferensial) yang memiliki dua
masukan. Input (masukan) op-amp dinamakan input inverting dan non-inverting.
Op-amp ideal memiliki open loop
gain (penguatan loop terbuka)
yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering
digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik
tipikal open loop gain sebesar
104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp
menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran
rangkaian negative feedback (umpanbalik
negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan
nilai penguatan yang terukur (finite).
Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya
arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp
LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm.
Nilai impedansi ini relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741
seharusnya ada meskipun sangat kecil.
4.2. Rangkaian penguat
non inverting untuk pengkondisi sinyal
Dalam penggunaannya op-amp dibagi menjadi dua jenis yaitu
penguat linier dan penguat tidak linier. Penguat linier merupakan penguat yang
tetap mempertahankan bentuk sinyal masukan, yang termasuk dalam penguat ini
antara lain penguat non inverting, penguat inverting, penjumlah diferensial dan
penguat instrumentasi. Sedangkan penguat tidak linier merupakan penguat yang
bentuk sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal masukannya,
diantaranya komparator, integrator, diferensiator, pengubah bentuk gelombang
dan pembangkit gelombang. Gambar 3.4. menunjukkan
rangkaian dari penguat non inverting. Penguat ini dinamakan penguat non inverting karena
masukan dari penguat dimasukan pada
kaki non
inverting dari op-amp. Sinyal keluaran yang dihasilkan oleh penguat
jenis ini sefasa dengan sinyal masukannya, seperti yang ditunjukkan pada
gamabar 3.4.
|
Sinyal input
|
|
Sinyal output
|
4.3. Menghitung nilai
penguatan penguat non inverting
Untuk menghitung nilai penguatan penguat non inverting dapat dilakukan sebagai berikut
vin = v+
v+ = v-
= vin
tegangan jepit pada R2
adalah
vout – v-
= vout – vin
atau iout = (vout-vin)/R2
tegangan jepit pada R1
adalah
v- = vin
atau iR1 = vin/R1
iout + i(-)
= iR1
i(-) = 0
iout = iR1
(vout – vin)/R2
= vin/R1
Vout = Vin (1 + R2/R1)
Jika penguatan G adalah
perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan, maka didapat
penguatan op-amp non-inverting :
4.4. Rangkaian penguat inverting untuk
pengkondisi sinyal
|
Sinyal input
|
|
Sinyal output
|
Gambar
3.6. menunjukkan rangkaian penguat inverting. Penguat ini dinamakan penguat inverting karena
masukan dari penguat dimasukan pada
kaki inverting
dari op- Amp. Sinyal keluaran yang dihasilkan oleh
penguat jenis ini berbeda fasa 1800dengan sinyal masukannya.
4.5. Menghitung nilai
penguatan penguat inverting
Untuk menghitung nilai penguatan penguat inverting dapat dilakukan sebagai berikut:
v- = v+ = 0
tegangan jepit pada R1 adalah vin – v- = vin
tegangan jepit pada reistor R2 adalah vout – v-
= vout
iin + iout = i- = 0 arus masukan op-amp
adalah 0.
iin + iout
= vin/R1 + vout/R2 = 0
Selanjutnya
vout/R2
= - vin/R1 …. atau
vout/vin
= - R2/R1
Jika penguatan G
didefinisikan sebagai perbandingan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan,
maka dapat ditulis
G=Vout/Vin=-R2/R1
sehingga
Vout = -(R2/R1).Vin
V.
Pendalaman materi
1. Hitung besar Vo soal gambar 3.7, jika R1=1KΩ, R2 = 10KΩ dan Vi= 100mV
Gambar 3.7. Rangkaian penguat non inverting gambar soal no 1
2. Hitung gain dan Vout rangkaian penguat non inverting gambar 3.8.,
jika SW1, SW2 dan SW3 di on-kan secara bergantian masukkan hasilnya pada tabel 3.2. jika nilai R1=R2=R3, dan nilai Rf seperti yang
terlihat pada tabel 3.2.
|
|
|
|
Tabel 3.2. Tabel hasil perhitungan penguat non inverting
|
Rf
(Ω)
|
R
Ω
|
V p-p
|
Gain
(Rg+Rf)/Rg
|
|
|
input
|
output
|
|||
|
2k5
|
R1
=1k5
|
2mV
|
|
|
|
R2=330
|
5 mV
|
|
|
|
|
R3=100
|
10mV
|
|
|
|
3. Hitung besar Vo soal gambar 3.9, jika R1=1KΩ, R2 = 10KΩ dan Vi= 1V
Gambar 3.9. Rangkaian penguat
inverting gambar soal no 3
4. Hitung gain dan Vout rangkaian penguat inverting gambar 3.8., jika
SW1, SW2, SW3 dan SW4 di on-kan secara bergantian masukkan hasilnya pada tabel 3.3. jika nilai
R1,R2,R3,R4 dan nilai Rf seperti yang terlihat pada tabel 3.3.
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 3.3. Tabel hasil perhitungan penguat inverting
|
Rf
|
R
|
V p-p
|
Gain
Vo/Vi
|
|
|
input
|
output
|
|||
|
3k3
|
R1 =10k
|
2 mV
|
|
|
|
R2 =1k5
|
4 mV
|
|
|
|
|
R3 =330
|
8 mV
|
|
|
|
|
R4 =100
|
10 mV
|
|
|
|
B.
Penguat adder dan deferensial
I. Topik : Penguat
adder dan deferensial sebagai pengkondisi sinyal.
II. Tujuan : Setelah
melakukan kegiatan pembelajaran
diharapkan mahasiswa
dapat :
2.1. Membuat rangkaian penguat adder untuk pengkondisi sinyal
2.3.
Menghitung gain penguat adder
2.4. Membuat rangkaian deferensial
untuk pengkondisi sinyal
2. 6.
Menghitung gain penguat deferensial
III. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran untuk topik penguat adder dan deferensial sebagai
pengkondisi sinyal membahas tentang: rangkaian penguat adder untuk pengkondisi sinyal, menghitung gain penguat adder,
rangkaian deferensial untuk
pengkondisi sinyal dan menghitung gain
penguat deferensial.
IV. Materi
4.1. Rangkaian penguat
adder untuk pengkondisi sinyal
Gambar
3.11. menunjukkan rangkaian penguat adder,
input V1 dan input V2 keduanya dimasukkan ke input inverting op-amp.
Gambar 3. 11 Rangkain penguat adder
4.2. Menghitung nilai penguatan penguat adder
Penguatan dari loop 1
Penguatan dari loop 2
Vout = Avi(CL).V1
+ AV2(CL).V2
iin=i1+i2=
VOUT=(i1
+i2) Rf =
,
Jika R1=R2 maka,
4.3. Rangkaian penguat deferensial untuk pengkondisi sinyal
Gambar 3. 12 Rangkain penguat defrensial
Gambar 3.12. menunjukkan
rangkaian penguat defrensial. Rangkaian
penguat deferensial digunakan untuk
menguatkan selisih antara dua tegangan masukkan (V2-V1)
4.4. Menghitung nilai penguatan penguat deferensial
Untuk op-amp ideal berlaku = V+ = V- = Vx, i pada op-amp =0 oleh karena itu R1 dan R2 merupakan pembagi tegangan, begitu
juga dengan R3 dan R4.
Tegangan Vx dilihat dari V1
Tegangan Vx dilihat dari V2
Dari
kedua persamaan diperoleh
Jika dipilih nilainya R1=R3 dan R2=R4, maka
V. Pendalaman materi
1. Hitung besar Vo gambar 3.13, jika R1=R2=R3=R4 =1KΩ, Vi=50mV, V2=20mV dan V3=10mV.
Gambar 3.13 Rangkaian adder
gambar soal no1
2. Tentukan rumus untuk
menghitung VOUT pada rangakain gambar 3.14.
3. Hitung besarnya VOUT
pada rangakain gambar 3.15.
4.
Hitung besar Vo gambar 3.16, jika R1=R2=R3=R4 =1KΩ, Vi=50mV dan V2=100mV
Gambar 3.14 Rangkaian adder
gambar soal no2
Gambar 3.15 Rangkaian adder gambar soal no 3
Gambar 3.16 Rangkaian deferensial gambar soal no 4
C. Buffer (penyesuai impedansi)
I. Topik :
Rangkain buffer (penyesuai impedansi)
sebagai pengkondisi sinyal
II. Tujuan : Setelah
melakukan kegiatan Pembelajaran
diharapkan mahasiswa
dapat :
2.1. Membuat
rangkaian buffer untuk pengkondisi
sinyal
2.2. Menghitung nilai
penguatan rangkaian buffer
III. Pendahuluan
Aplikasi op-amp
yang sering dibuat untuk pengkondisi sinyal adalah rangkaian penguat inverter, non-inverter, adder dan differensial. Pada pokok bahasan ini akan dijelaskan aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu sebagai penyangga
(buffer).
Kegiatan pembelajaran untuk topik buffer
sebagai pengkondisi sinyal membahas tentang: rangkaian buffer untuk pengkondisi sinyal dan
menghitung gain penguat buffer
IV. Materi
4.1. Rangkaian buffer
untuk pengkondisi sinyal
Rangkaian buffer sering diperlukan dalam rangakain pengkondisi
sinyal sebagai penyuasai impedansi karena rangkaian penyangga mempunyai karakteristik impedansi
inputnya besar dan impedansi output kecil sesuai dengan karakteristik op-amp.
Gambar 3.17. menunjukkan rangkaian buffer
Gambar 3.17. Rangkaian buffer
4.2. Menghitung nilai
penguatan rangkaian buffer
Rangkaian buffer
Pada gambar 3.17. dapat digolongkan ke penguat non
inverting karena masukan dari penguat dimasukan pada kaki non
inverting dari op-Amp. Oleh
karena itu untuk mencari nilai penguatan tegangan menggunakan rumus:
Karena impedansi output op-amp kecil dan impedansi input
op-amp sangat besar diperoleh,
Penguatan tegangan
dari rangkaian buffer kurang dari 1. Rangkaian
penyangga diperlukan pada rangakain pengkondisi sinyal agar rangkaian sebelum
rangakain pengkondisi sinyal dan rangkaian sesudah rangakain pengkondisi sinyal
impedansinya sesuai sehingga antar tingkat tidak terbebani.
V. Pendalaman materi
1. Jelaskan
digunakan untuk apa rangkaian buffer pada rangkaian pengkondisi sinyal
2. Hitung berapa tegangan V out dari
rangkaian gambar 3
Gambar 3.18 Rangkaian buffer gambar soal no 2
D. Penguat instrumentasi
I. Topik :
Penguat instrumentasi sebagai pengkondisi sinyal.
II. Tujuan : Setelah
melakukan kegiatan pembelajaran
diharapkan mahasiswa
dapat :
2.1. Membuat
rangkaian penguat instrumentasi
untuk pengkondisi sinyal
2.2. Menghitung
nilai penguatan rangkaian penguat
instrumentasi
III. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran
untuk topik penguat instrumentasi
sebagai pengkondisi sinyal membahas tentang: rangkaian penguat instrumentasi untuk
pengkondisi sinyal dan menghitung nilai penguatan rangkaian penguat instrumentasi.
IV. Materi
4.1. Rangkaian
penguat instrumentasi untuk pengkondisi sinyal
Penguat instrumentasi adalah suatu penguat
untai tertutup (closed loop) dengan masukan diferensial dan penguatannya dapat diatur tanpa mempengaruhi
perbandingan penolakan modus bersama (Common Mode Rejection Ratio). Sebuah rangkaian penguat instrumentasi
ditunjukkan pada Gambar 3.19.
Gambar 3.19.
Rangkaian penguat instrumentasi
4.2.
Menghitung nilai penguatan rangkaian penguat instrumentasi
Pada gambar 3.19
rangkaian penguat instrumentasi disusun dari penguat
penyangga (buffer) dan penguat diferensial dasar yang dihubungkan tahanan R3. Dari kedua op-amp masukan penguat penyangga
terdapat pengikut tegangan yang berfungsi untuk mempertahankan resistansi
masukan yang tinggi, dan tiga tahanan yang berfungsi untuk mengatur besarnya
nilai penguatannya.
Tahanan R1 merupakan potensiometer
yang digunakan untuk mengatur penguatan, dan besarnya arus yang melalui R1.
Arus
I mengalir melalui kedua tahanan R2 dan memberikan nilai tegangan:
Dengan mensubstitusikan persamaan diperoleh
Dari
analisa rangkaian didapatkan tegangan keluaran yaitu:
Dengan mensubstitusikan persamaan serta
mengasumsikan R5 = R4 didapatkan:
Sehingga
didapatkan penguatan (gain) yang
besarnya:
V.
Pendalaman
materi
1. Hitung
besarnya VRG dan VOUT pada
gambar rangkaian 3.20. bila besarnya V1, V2, R dan RG seperti pada tabel 3.4.
selanjutnya masukkan hasil perhitungan anda kedalam tabel 3.4
Tabel 3.4 Tabel hasil penguatan instrumentasi
|
No.
|
V1
(V)
|
V2
(V)
|
RG
(kOhm)
|
R
(kOhm)
|
V
RG (V)
|
Vout
(V)
|
|
1
|
1
|
2
|
3K3
|
3K3
|
|
|
|
2
|
2
|
1
|
3K3
|
3K3
|
|
|
|
3
|
1
|
3
|
1
|
3K3
|
|
|
|
4
|
3
|
3
|
1
|
3K3
|
|
|
Gambar 3.20. Rangkaian instrumentasi gambar soal no 1
Daftar Pustaka;
Pujiono.2012. Rangkaian Elektronika
Analog. Yoggyakarta : Graha Ilmu







0 komentar:
Posting Komentar