1. Pengertian sensor cahaya
a. LDR
Pengertian
Resistor
peka cahaya atau fotoresistor adalah komponen elektronik yang resistansinya
akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya.
Fotoresistor dapat merujuk pula pada light-dependent resistor (LDR), atau
fotokonduktor.
Fotoresistor
dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi yang tidak dilindungi dari
cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi,
foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki energi
yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan (dan pasangan lubangnya) akan
mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistansinya. Aplikasi yang sering
menggunakan sensor ini adalah aplikasi pada lampu taman dan lampu di jalan yang
bisa menyala di malam hari dan padam di siang hari secara otomatis. Atau bisa
juga kita gunakan di kamar kita sendiri.
Prinsip kerja LDR
Pada saat
gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas
dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk
mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi
konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar
pada saat gelap atau cahaya redup.
Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak
elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih
banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya
terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki
resistansi kecil pada saat cahaya terang. Penerapan laindari sensor LDR ini
ialah alarm Pencuri.
Misalnya untuk rangkaian system alarm
cahaya (menggunakan LDR) yang aktif ketika terdapat cahaya. Ketika kita akan
mengatur kepekaan LDR (Light Dependent Resistor) dalam suatu rangkaian maka
kita perlu menggunakan potensiometer. Kita atur letaknya agar ketika mendapat
cahaya maka buzzer atau bell akan berbunyi dan ketika tidak mendapat cahaya
maka buzzer atau bell tidak akan berbunyi.
b. Photodioda
Pengertian
Sensor
photodioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, sensor photodioda akan
mengalami perubahan resistansi pada saat menerima intensitas cahaya dan akan
mengalirkan arus listrik secara forward sebagaimana dioda pada umumnya. Sensor
photodioda adalah salah satu jenis sensor peka cahaya (photodetector). Jenis
sensor peka cahaya lain yang sering digunakan adalah phototransistor.
Photodioda akan mengalirkan arus yang membentuk fungsi linear terhadap
intensitas cahaya yang diterima. Arus ini umumnya teratur terhadap power
density (Dp). Perbandingan antara arus keluaran dengan power density disebut
sebagai current responsitivity. Arus yang dimaksud adalah arus bocor ketika
photodioda tersebut disinari dan dalam keadaan dipanjar mundur.
Tanggapan
frekuensi sensor photodioda tidak luas. Dari rentang tanggapan itu, sensor
photodioda memiliki tanggapan paling baik terhadap cahaya infra merah, tepatnya
pada cahaya dengan panjang gelombang sekitar 0,9 µm. Kurva tanggapan sensor
photodioda ditunjukkan pada gambar berikut.
kurva tanggapan frekuensi sensor Photodioda
Prinsip Kerja
P-N Junction
dan Area penipisan (Depletion Region) adalah bagian terpenting dalam cara kerja
dioda photo. Daerah kerja dioda photo dibuat ketika dopan tipe P dengan holenya
bertemu dengan dopan tipe N sehingga terisi elektron dari semikonduktor tipe N
tersebut. Pertemuan antara hole dan elektron ini menyebabkan aliran arus.
Ketika
cahaya masuk ke dioda photo dengan intensitas yang cukup maka cahaya akan
diserap untuk membentuk pasangan elektron dan hole. Pasangan inilah yang
memungkinkan aliran arus listrik. Semakin tinggi intensitas cahaya yang masuk
maka semakin besar arus listrik yang dialirkan, atau jika dilihat dari
perlawanan resistansi maka semikin besar intensitas cahaya yang masuk semakin
kecil perlawanan resistansinya.
Dioda photo
dapat diaplikasikan pada rangkaian elektronika sebagai sensor cahaya. Dioda
photo banyak dipakai untuk keperluan sensor seperti pada otomatisasi industri.
Dioda photo juga ada yang dikombinasikan dengan led menjadi satu komponen
seperti komponen opto coupler yang salah satu fungsinya mengisolasi antara
ground hot (nyetrum) dan ground cold (aman) pada rangkaian SMPS.
Dioda photo dapat dikerjakan dengan
dua mode, yaitu mode photovoltaik dan photoconductive. Pemilihan mode
tergantung pada kebutuhan kecepatan aplikasi, dan jumlah arus gelap yang
tersedia. Dalam modus photovoltaik, arus saat gelap adalah minimal. Dioda
menunjukkan perubahan yang lebih cepat ketika dioperasikan dalam mode
photokonduktif. Untuk lebih jelas, berikut ini penjelasan dari kedua mode
tersebut.
Mode Photovoltaik
Mode photovoltaik adalah mengambil
tegangan kecil yang dihasilkan oleh photodiode saat terkena cahaya lalu
menguatkannya dengan sebuah op-amp agar bisa terbaca. Semakin besar intensitas
cahaya maka tegangan yang dihasilkan akan semakin besar dan begitu juga
sebaliknya. Mode photovoltaik ini mirip dengan cara kerja solar cell hanya saja
tegangan yang dihasilkan sangat kecil. Ciri penggunaan dioda photo dengan mode
photovoltaik adalah tidak adanya resistor bias yang menuju dioda.
Mode Photoconductive
Mode
photoconductive adalah menggunakan perubahan arus yang mengalir pada dioda
photo saat terkena cahaya. Kita bisa membuat konversi perubahan arus ini
menjadi perubahan tegangan dengan cara memasang sebuah resistor bias sehingga
membentuk rangkaian pembagi tegangan.
Aplikasi Photodioda
Sebagai contoh aplikasi
photodioda dapat digunakan sebagai sensor api. Penggunaan sensor photodioda
sebagai pendeteksi keberadaan api didasarkan pada fakta bahwa pada nyala api
juga terpancar cahaya infra merah. Hal ini tidak dapat dibuktikan dengan mata telanjang
karena cahaya infra merah merupakan cahaya tidak tampak, namun keberadaan
cahaya infra merah dapat dirasakan yaitu ketika ada rasa hangat atau panas dari
nyala api yang sampai ke tubuh kita.
Komponen ini mempunyai
sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan diodapeka cahaya. Hal ini
disebabkan karena electron yang ditimbulkan oleh foton cahaya padajunction ini
diinjeksikan di bagian Base dan diperkuat di bagian kolektornya. Namun
demikian,waktu respons dari transistor foto secara umum akan lebih lambat dari
pada dioda peka cahaya.
Jika photo dioda tidak terkena
cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian pembanding, jika photo
dioda terkena cahaya maka photodiode akan bersifat sebagai tegangan, sehingga
Vcc dan photo dioda tersusun seri, akibatnya terdapat arus yang mengalir ke
rangkaian pembanding.
Pada sensor kebakaran atau
sensor api, yang didasarkan pada fakta bahwa pada nyala api juga terpancar
cahaya infra merah. Hal ini tidak dapat dibuktikan dengan mata telanjang karena
cahaya infra merah merupakan cahaya tidak tampak, namun keberadaan cahaya infra
merah dapat dirasakan yaitu ketika ada rasa hangat atau panas dari nyala api.
c. Phototransistor
Pengertian
Photo transistor merupakan jenis
transistor yang bias basisnya berupa cahaya infra merah. Besarnya arus yang
mengalir di antara kolektor dan emitor sebanding dengan intensitas cahaya yang
diterima photo transistor tersebut.
Kelebihan Photo Transistor
• Photo
Transistor menghasilkan arus yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Photo
Diode.
• Photo
Transistor relatif lebih murah, lebih sederhana dan lebih kecil.
• Photo
Transistor memiliki respon yang cepat dan mampu menghasilkan Output yang hampir
mendekati instan.
• Photo
Transistor dapat menghasilkan Tegangan, sedangkan Photoresistor tidak bisa.
Kelemahan Photo Transistor
• Photo
Transistor yang terbuat dari Silikon tidak dapat menangani tegangan yang
melebihi 1000Volt
• Photo
Transistor sangat rentan terhadap lonjakan listrik yang mendadak (electric
surge).
• Photo
Transistor tidak memungkin elektron bergerak sebebas perangkat lainnya (contoh:
Tabung Elektron).
Prinsip kerja
Prinsip Kerja Sensor Photo
Transistor Sambungan antara basis dan kolektor, dioperasikan dalam catu balik
dan berfungsi sebagai fotodioda yang merespon masuknya sinar dari luar. Bila
tak ada sinar yang masuk, arus yang melalui sambungan catu balik sama dengan
nol. Jika sinar dari energi photon cukup dan mengenai sambungan catu balik,
penambahan pasangan hole dan elektron akan terjadi dalam depletion region,
menyebabkan sambungan menghantar. Jumlah pasangan hole dan elektron yang
dibangkitkan dalam sambungan akan sebanding dengan intensitas sinar yang
mengenainya. Sambungan antara basis emitor dapat dicatu maju, menyebabkan
piranti ini dapat difungsikan sebagai transistor bipolar konvensional. Arus
kolektor dari phototransistor diberikan oleh :
Terminal basis dari photo
transistor tidak membutuhkan sambungan (no connect) untuk bekerja. Jika basis
tidak disambung dan VCE adalah positif, sambungan basis kolektor akan berlaku
sebagai fotodioda yang dicatu balik. Arus kolektor dapat mengalir sebagai
tanggapan dari salah satu masukan, dengan arus basis atau masukan intensitas
sinar L1.
2. Karakteristik sensor
a. LDR
LDR adalah suatu bentuk komponen
yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya.
Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon
Spektral:
1.
Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari
suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang
gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera
berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut
hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu
tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai
resistansi dalam waktu tertentu. arga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe
arus harganya lebih besar dari 200K/ detik(selama 20 menit pertama mulai dari
level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah
sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan
waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level
cahaya 400 lux.
2.
Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas
yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu
warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu
tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga
merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya
hantaryang baik (TEDC,1998)
b.
Photodioda
- Photodioda
mempunyai respon 100 kali lebih cepat daripada phototransistor
- Dikemas
dengan plastik transparan yang juga berfungsi sebagai lensa. Lensa tsb lebih
dikenal sebagai ‘lensa fresnel’ dan ‘optical filter’
- Penerima
infra merah juga dipengaruhi oleh ‘active area’ dan ‘respond time’
c.
Phototransistor
Photo
transistor sering digunakan sebagai saklar terkendali cahaya infra merah, yaitu
memanfaatkan keadaan jenuh (saturasi) dan mati (cut off) dari photo transistor
tersebut. Prisip kerja photo transistor untuk menjadi saklar yaitu saat pada
basis menerima cahaya
infra merah maka
photo transistor akan berada pada keadaan jenuh (saturasi dan saat tidak
menerima cahaya infra merah photo transistor berada dalam kondisi mati (cut
off) Stuktur phototransistor mirip dengan transistor bipolar (bipolar junctoin
transistor). Pada daerah basis dapat dimasuki sinar dari luar melalui suatu
celah transparan dari luar kamasan taransistor. Celah ini biasanya dilindungi
oleh suatu lensa kecil yang memusatkan sinar di tepi sambungangan basis
emitor.







0 komentar:
Posting Komentar